Most Recent Written

Sadis ! Seorang Pegawai Bantai Keluarga Majikan Di Banda Aceh, Inilah 6 Fakta Yang Terkuak


Sadis. Itu mungkin ucapan yang terlontar dari mulut orang ketika mendengar kasus pembantaian satu keluarga di Banda Aceh.

Ketiga korban, yakni suami istri dan seorang anaknya ditemukan tewas di ruko miliknya yang berada di Lingkungan Pocut Meurah Inseun, Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.

Mereka ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan oleh tetangga dan polisi pada Senin (8/1/2018) sekitar pukul 22.00 WIB.

Ketiga korban yakni Tjie Sun alias Asun (48), istrinya Minarni (40), dan anak mereka Callietos NG (8) tewas bersimbah darah.

Belakangan diketahui kalau pelaku pembunuhan diduga adalah pegawainya. Pelaku bernama Iwan Maulana (22) ditangkap pihak kepolisian di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara sekitar pukul 17.30 WIB, Rabu (10/1/2018).

Berikut 6 fakta soal pembantaian satu keluarga oleh pegawainya sendiri :

1. Tak Keluar Rumah

Insiden pembunuhan terkuak setelah keluarga korban di Medan menelepon tetangga korban bernama Eka (34), warga Jalan Panglima Polem Ujung, Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh pada Senin malam.

Keluarga korban curiga karena ponsel korban sudah sekitar 4 hari tidak dapat hubungi atau tidak aktif.

Atas permintaan keluarga di Medan, sekitar pukul 20.45 WIB, Eka bersama suaminya mengecek rumah korban.


Namun ternyata kondisi rukonya tertutup rapat, sehingga Eka dan suami memutuskan untuk melapor ke Kadus Lorong III Gampong Mulia.

Selanjutnya Kadus meneruskan laporan ke Polsek Kuta Alam.
POLICE line dipasang saat polisi melakukan olah TKP di lokasi pembunuhan satu keluarga di Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Selasa (9/1) dini hari. 
Sekira pukul 22.10 WIB, Kapolresta Banda Aceh bersama Kasat Reskrim dan Kasat Intel beserta anggota plus Kapolsek Kuta Alam beserta anggota mengecek langsung ke TKP dan membuka paksa pintu rumah korban.

Ternyata di dalam rumah korban terlihat kondisi berantakan dan lantai bersimbah darah.

2. Istri Telanjang, Suami dan Anak Digorok

Polisi menemukan ketiga korban dalam kondisi yang mengenaskan. Minarni (40) ditemukan di ruang tengah dengan kondisi tak berbusana dan luka bekas di cekikan.

Berikutnya Callietos NG (8 tahun), posisi di ruang tengah dengan kondisi kepala terpisah dengan badan diduga bekas bacokan.


Juga ditemukan mayat Tjisun (45), posisi di kamar mandi dengan kondisi telungkup, kepala hampir putus diduga bekas bacokan.

Sekira pukul 03.14 WIB ketiga mayat korban dievakuasi ke RSUZA Banda Aceh untuk proses autopsi.

3. Dibunuh Pegawainya

Selang dua hari paska penemuan ketiga korban, polisi akhirnya menangkap pelaku yakni Iwan Maulana (22) pada Rabu (10/1/2018) di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.

Iwan ternyata baru satu bulan bekerja di usaha milik korban.

Informasi yang diperoleh Serambinews.com, Iwan yang tercatat sebagai warga salah satu desa di Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya, itu baru satu bulan bekerja pada Tjie Sun alias Asun.

Pelaku sehari-hari bertugas sebagai kernek mendampingi korban setiap hari mengantar barang ke wilayah Aceh Besar. Belum diketahui motif dari pelaku membantai para korban.

4. Pengejaran Pelaku

Usai membunuh korban, pelaku ternyata berusaha kabur dan ingin meninggalkan tanah Sumatera. Namun hal itu digagalkan dan polisi berhasil menahannya saat di Bandara Kualanamu.

Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh, AKP Taufiq dalam laporannya menjelaskan, proses pengejaran pelaku dilakukan sejak Selasa (9/1/2018) sekira pukul 02.00 WIB.

Saat bersamaan, tim Polresta Banda Aceh sedang melakukan identifikasi dan evakuasi mayat Tjie Sun alias Asun (48), Minarni (40), dan seorang anak bernama Callietos NG (8).

"Sekira pukul 02.00 WIB malam itu, tim melakukan penyelidikan dan mendapat informasi, bahwa pelaku berada di Gampong Johan Pahlawan, Meulaboh, Aceh Barat. Kita langsung bergerak ke sana," kata Taufiq dikutip dari Serambi Indonesia.

Sekira pukul 09.00 WIB Selasa (9/1/2018), tim kemudian tiba di lokasi. Namun, Ridwan sudah lebih dulu bergerak. Hasil penelusuran, Ridwan sudah tidak lagi berada di kawasan Meulaboh, Aceh Barat.
"Kemudian kita dapat informasi lagi, pelaku sudah di wilayah Blangpidie, Abdya, kita langsung melakukan pengejaran," katanya.

Sampai di Blangpidie, ternyata pelaku dikabarkan sudah menuju ke Medan menggunakan travel umum.

"Dan sekitar pukul 12.00 WIB kita melanjutkan pengejaran lagi ke Medan," kata Taufiq.

Sekira pukul 16.00 WIB, Rabu (10/1/2018) timnya di lapangan mendapat informasi bahwa pelaku sedang berada di Bandara Internasional Kualanamu, Kecamatan Deli Serdang, Sumetera Utara.

"Pada pukul 18.00 WIB terduga pelaku berhasil diamankan dan dibawa ke Polres Deli Serdang," pungkas AKP Taufiq.


Selain Ridwan, polisi juga menciduk Safrizal (43), warga Desa Sekambing B Kecamatan, Medan Sunggal, Sumatera Utara.

"Namun untuk saudara Safrizal masih dalam pemeriksaan, sejauh mana keterlibatannya dalam kasus ini," kata Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol T Saladin.


5. Status Terakhir

Berdasarkan foto-foto yang diterima, Serambinews.com menelusuri akun media sosial pelaku.

Akun facebooknya atas nama Iwan Maulana, terlihat juga aktif dan memposting cuitan dan foto-foto sejak seminggu terkahir.

Pada 1 Januari lalu, Iwan memposting foto melalui Instagram yang juga dibagikan ke akun facebook-nya.

Dalam fotonya, ia menuliskan pesan singkat bernada ancaman.

Berikut cuitannya itu, “Aku bisa menjadi Teman Yg Baik, Sahabat Yg Baik, Pacar Yg Baik, Bahkan Musuh Yg Paling BERBAHAYA...Tergantung Bagaimana Caramu..... memperlakukan Ku...!.

6. Aktivitas Sehari-Hari

Menurut tetangga korban, Nenana mengatakan korban sekeluarga telah mengontrak di ruko itu beberapa tahun lalu.

"Asun dan istrinya Minarti murah senyum dan mau bertegur sapa dengan warga," kata Nena, tetangga Asun.

Menurut Nena, korban dan keluarganya setiap harinya memang sibuk dengan aktivitasnya, terutama istrinya yang menunggu di rumah untuk bisnis mereka bertugas memproses bongkar muat barang grosir di ruko, sekaligus tempat tinggal bagi keluarga itu.


"Kalau Asun kebiasaannya, setiap pagi setelah mengantar anaknya ke sekolah, begitu kembali ke rukonya, dia kemudian berangkat bersama sopirnya untuk melakukan kanvas barang ke wilayah Aceh Besar. Sorenya baru pulang. Habis magrib, suami, istri beserta anaknya keluar dengan motor. Selama ini yang kami tahu mereka cari makanan," ungkap Nena.

Untuk pekerjanya, kata Nena, yang dia ketahui pulang sore harinya.

Tapi, selama beberapa hari belakangan sebelum mayat satu keluarga itu ditemukan, tidak terlihat aktivitas apapun, termasuk tidak terlihatnya para pekerjanya yang biasanya datang pagi hari.


Tidak ada komentar